3 March 2011

Kegilaan yang disebabkan oleh INTERNET






Internet telah membuat banyak orang menjadi “gila”. Ada orang yang lebih mencintai internet melebihi rasa cinta kepada Gf/bf/bini/laki nya. Ada juga orang yang rela tidak tidur demi chating dan browsing. Ada anak yang lebih memilih internet dari nasi. Want to know why??







Dari orang dewasa hingga budak-budak memenuhi setiap corong-corong cyber-cyber internet di pelusuk dunia, setiap hari, disebabkan “kegilaan” terhadap INTERNET!!!. Ini dia ancaman ke 6 Gangguan mental saat kita sedang online di internet. 



1. Online Intermittent Explosive Disorder/OIED

Gangguan keperibadian seprti emosi yang tiba-tiba meletup di saat online dan mengamuk karena mudah tersinggung(cepat panas @ panas baran). Orang yang mengidap gangguan ini nampak normal pada awalnya. 

hari atau jam sebelumnya mereka seperti orang normal saja boleh melwaak atau atau bergosip-gosip panas. Akan tetapi beberapa saat kemudian berubah marah-marah dan mengumpat disebabkan sesuatu yang menyinggung perasaannya (Emo ).

Kenapakah hal itu boleh terjadi di Internet?
* Kebanyakan dari kita hanya boleh menahan hasrat untuk melakukannya di dunia nyata, yang apabila dilakukan mungkin boleh membuahkan sebuah impak ke perasaan diri kita.

* Di Internet kebanyakan pengguna menyembunyikan identiti asalnya, sehingga mereka dengan bebas mengeluarkan isi hati dan kemarahannya tanpa khuatir reputasinya menjadi buruk.
* Kerana pengungkapan perasaan dalam bentuk tulisan sering terlihat datar dan tidak menggambarkan emosi dengan jelas, seperti halnya nada suara, mimik wajah dan bahasa tubuh lainnya di saat tatap muka langsung, sehingga orang cenderung menggunakan kata-kata yang tajam, kasar dan keras untuk mewakili sebuah perasaan tertentu.

2. Low Forum Frustration Tolerance/LFFT


Toleransi rendah terhadap kekalahan dalam forum. Digambarkan sebagai seseorang yang mencari-cari kepuasan segera atau penghindaran dari rasa sakit dengan segera.


Pada awalnya mirip dengan perilaku anak tujuh tahunan yang menginginkan sebuah mainan, dan akan berteriak dengan menghentak-hentakan tangan dan kakinya agar segera mendapatkan apa diinginkannya.
Bagi orang yang suka menulis dan melakukan posting, sering kali merasa bahwa postingnya sangat sempurna. Penulisnya hampir setiap kali check new comment yang baru diberikan pembacanya.

Jika comment2 yang diterima penuh dengan kritikan, wal hal na! dengan cepat(sepantas kilat) ia akan meluncurkan jawaban yang akan mematahkan tanggapan itu. Jika tidak ada yang memberikan respon terhadap postnya itu, dia akan mengirimkan commentnya sendiri, mungkin dengan nama lain untuk meramaikan tulisannya.


Kenapakah hal itu boleh terjadi di Internet?
Kegiatan itu membuat kita menjadi tidak sabar, karena ingin segera melihat respon dengan dari pihak lain. Ketidaksabaran ini meminimalkan toleransi terhadap serangan yang menimbulkan kekeciwaan diri sendiri nah kotoh.




3. Munchausen Syndrom

Munchausen di Internet, tukang cerita untuk membangkitkan rasa kasihan. Suatu kondisi di mana seseorang dengan sengaja membuat pembohongan, meniru, menambah-nambah cerita suatu keadaan, atau mempengaruhi diri sendiri agar sakit dengan tujuan diperlakukan seperti orang minta kesian

Kenapa hal itu boleh terjadi di internet?
Sangat mudah melakukan kebohongan dalam kehidupan nyata, dan sepuluh kali lebih mudah melakukannya di internet, kerana tidak ada seorang pun boleh memeriksa kebenaran fakta-faktanya.





4. Online Obsessive-Compulsive Personality Disorder/OOCPD

Gangguan keperibadian yang tergoda untuk memaksa orang lain pada saat online(pengaruh orang). Gangguan keperibadian jenis ini boleh dijelaskan dengan contoh kegilaan akan tata bahasa. Ketika orang menemukan suatu kesalahan atau kesilapan tata bahasa atau penulisan kata yang keliru dari orang lain dalam sebuah posting atau komen, maka dia terus menyerang dan dengan keras memprotesnya(no mercy punya orang).





Kenapa hal demikian boleh terjadi di internet?
Dalam kenyataannya penderita OCPD merasakan ketakutan yang tidak logik terhadap dunia yang lebih berantakan, lebih kotor dan lebih kacau dibanding seharusnya yang dia pikirkan, sehingga secara cepat keadaan menjadi lebih buruk, dan akan mengalami kehancuran sampai ada seseorang yang memperbaikinya.

Di Internet, setelah membaca setiap komen-komen, orang normal akan menderita nasib yang sama. Tata bahasa yang keliru, pilihan kata yang tidak tepat, atau bahasa gaul yang membingungkan, mendesak anda untuk membetulkan. Tidak susah untuk melatih diri menggunakan bahasa yang betul dan sopan.


5. Low Cyber Self-Esteem (LCSE)


Penghargaan terhadap diri sendiri yang rendah. Seperti seseorang yang dibenci setiap orang, tapi tidak ada yang meninggalkannya. Di dalam kehidupan nyata ini disebut merendahkan diri sendiri atau perilaku pencarian perhatian.
Jika sampai kepada tingkat ekstrem, hal itu dapat berubah menjadi Online Erotic Humiliation atau pelecehan seksual secara online, di mana pelecehan menjadi sebuah tindakan nyata.

Sehingga ketika anda mengatakan kepada seseorang agar melakukan sebuah tindakan seksual, mungkin dia akan menganggap hal itu penting dan dia dengan sungguh-sungguh akan melakukannya.



Kenapa hal itu boleh terjadi di Internet?

Pencari perhatian mendapatkan apa yang diinginkannya, dan penghina diri sendiri mendapatkan cukup ketegangan untuk mengaktualisasikan dirinya yang intropet melalui signal-signal yang dikirimnya via keyboard.

6. Internet Asperger’s Syndrome

Hilangnya semua aturan sosial dan empati pada diri seseorang, disebabkan tanpa alasan selain hanya secara kebetulan berhadapan dengan sebuah benda mati; berkomunikasi via papan tombol dan monitor pada suatu waktu.


sindrom ini adalah bentuk halus dari autisme yang tampak berupa ketidakmampuan biologi untuk menunjukkan empati kepada manusia lain, mungkin disebabkan ketidakmampuan untuk mengenali isyarat nonverbal.
Mereka secara terus-menerus bertingkah aneh dan mengganggu disebabkan mereka tidak mengetahui bahwa anda terganggu. Ada bagian dari otak mereka yang rusak.


Kenapa hal itu boleh terjadi di Internet?
Orang yang melakukan semua komunikasi online mereka menampilkan perilaku Asperger karena mereka ingin memberikan kesan ada kerugian yang sama pada diri sendiri.
Di dalam hal ini, ketika kemampuan melihat respon dan mimik wajah atau ekspresi nonverbal sudah hilang, begitu juga dengan empati. Maka hal yang anda beritahukan hanya kepada orang yang tidak ada, karena itu hanyalah sekelompok kata-kata pada layar. Sekelompok kata-kata kecil yang tidak berarti.



Kesimpulan :
Nah, tidak ada larangan untuk berinternet, akan tetapi beriternetlah dengan sihat, jagalah diri kita dan keluarga agar selamat dari sisi negatif internet. Jangan biarkan diri kita dikendalikan oleh internet, tetapi kitalah yang harus mengendalikannya, dengan mengetahui batasan-batasan dan bertindak sesuai kewajaran dan tidak melebihi batasan dalam berinternet.

Best Blogger Tips

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...